sponsor

» » Sejarah Timbulnya Ilmu Arudl,

Para ahli sejarah kesusateraan Arab telah mengungkapkan bahwa syi'ir itu tidak timbul sekaligus dalam bentuk sempurna, akan tetapi sedikit demi sedikit berkembang menuju kesempurnaan, yaitu mulai dari bentuk ungkapan kata yang bebas (mursal) menuju sajak, dan dari potongan-potongan sajak menuju yang berbahar Rajaz (1). Mulai fase inilah syi'ir Arab dikatakan sempurna, bahkan pada fase inilah syi'ir arab dikatakan sempurna, bahkan pada fase inilah muncul seorang tokoh penyair yang bernama 'Adi bin Rabi'ah Al-Muhalhil, yang hidup pada masa pertengahan abad kedua (antara tahun 491-531 M), dia inilah orang yang pertama kali menyempurnakan syi'ir Arab dalam bentuk kasidah dengan bermacam-macam wazan, antar lain bahar wafir, bahar Basith, Khafif, Ramal, dan Rajaz (2).
Pada zaman Jahiliyyah syi'ir ini terus berkembang dengan pesat sehingga banyak tokoh penyair muncul dimasa itu, demikian pula halnya pada masa permulaan Islam, akan tetapi wazan-wazan baru yang telah diciptakan oleh penyair tersebut belum terbukukan secara ilmiyah, baru pada masa pemerintahan Bani Umaiyah wazan-wazan tersebut ditemukan setelah melaui penelitian yang cermat terhadap syi'ir Arab yang ada dan dilakukan oleh seorang ulama Bashrah yang bernama Khalil bin Ahmad Al-Farahidi dari kabilah Al-Azdi Yamani, dia hidup antara tahun 100 H-174 H, dari keturunan Arab asli, dan termasuk ulama yang menciptakan qiyas dalam ilmu sharaf dan juga memecahkan persoalan-persoalan Nahwu beserta alasan-alasannya, disamping itu dialah orang yang pertama kali meletakkan dasar-dasar penyusunan kamus Arab (3). 
Adapun hal-hal yang mendorong dirinya untuk mengadakan penelitian ini karena ia melihat bahwa para penyair pada masanya ini mulai keluar dari wazan-wazan Arab yang ada, adakalanya wazan-wazan lama itu dikurangi dan ditambahi bahkan sebagian mereka ada yang menciptakan wazan baru yang tidak pernah didengar sama sekali dari orang Arab, setelah melihat demikian maka ia mulai berpikir untuk meletakkan aturan-aturan dasar di dalam syi'ir Arab, dan mulailah penelitian itu dilakukannya dengan cara mengumpulkan berbagai macam syi'ir Arab yang mengandung wazan berbeda-beda, akhirnya ia menemukan 15 (lima belas) wazan dalam syi'ir Arab yaitu :
  1. Bahar Thawil 
  2. Bahar Madid
  3. Bahar Basith
  4. Bahar Wafir
  5. Bahar Kamil
  6. Bahar Hazaj
  7. Bahar Rajaz
  8. Bahar Sari'
  9. Bahar Munsarih
  10. Bahar Khafif
  11. Bahar Mudlara'
  12. Bahar Muqtadlab
  13. Bahar Mujtast
  14. Bahar Ramal
  15. Bahar Mutaqarab 
Kemudian ditambahi satu wazan lagi yakni "Bahar Mutadarak" oleh muridnya yang bernama Al-Akhfasy, akhirnya jumlah wazan seluruhnya menjadi 16 (enam belas) macam. Lebih dari itu Khalil bin Ahmad juga meneliti qafiyah syi'ir-syi'ir yang ada dan setelah menemukan aturan-aturannya, maka ia tuangkan dalam suatu ilmu yang diberi nama "Ilmu Qawafi", sedangkan hasil penelitian terhadap wazan-wazan tersebut ia tuangkan dalam suatu ilmu yang diberi nama "Ilmu Arudl" (4).
Ilmu ini dinamakan "Arudl" karena ketika Khalil bin Ahmad diilhami ilmu ini berada di kota Mekkah dan kota ini letaknya di tengah-tengah negara Arab Saudi. Oleh karena itu ia menemukan ilmu ini berada berada di tengah-tengah negara Arab, maka ilmu ini dinamakan "Arudl", diidentikkan dengan istilah "Arudlul-bait" yakni "Tengah-tengah bait" (5). Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Khalil bin Ahmad ketika menciptakan ilmu ini, ia berada di "Arudl" yaitu sebuah tempat yang terletak antara kota Mekkah dan kota Tha'if (6).
Adapun kitab-kitab yang telah disusun oleh Khalil bin Ahmad dalam bidang musik syi'ir adalah kitab "Al-Iqa" dan kitab "An-Nagham", dua kitab ini memuat aturan-aturan ilmu Arudl dan Qawafi yang lengkap. Sedangkan dalam bidang kamus, ia telah menyusun kitab yang berjudul "Al-'Ain". Penemuan Khalil bin Ahmad kemudian diikuti oleh para penyusun selanjutnya, diantaranya yang terkenal adalah Imam Sibawaih, Akhfasy, Ibnu 'Abdi Rabbih (penyusun kitab Al-"Aqdul-Farid) dan Zamakhsyary (penyusun kitab Al-Qisthas dalam ilmu Arudl)(7)  
Dengan demikian, ilmu ini makin berkembang menuju kesempurnaan, terutama mengenai perubahan-perubahan pada wazan beserta istilah-istilahnya, pada waktu itu masih dalam penelitian murid-muridnya Khalil bin Ahmad, akhirnya mereka bisa menemukan bentuk-bentuk perubahan yang terjadi pada wazan-wazan tersebut, seperti Zihaf, 'Illat dan cabang-cabangnya, demikian pula istilah Sabab, Watad dan Fashilah, yang kesemuanya melengkapi aturan-aturan dalam ilmu arudl.

======================
Footnote :
(1). Ahmad Hasan Az-Zayyat
(2)  Lajnah minal-Asaatidzah bil-Aqtharil-'Arabiyyah
(3) . Dr. Mamduh Haqqy
(4). Dr. Ali Badri
(5). Ustadz Al'Audli Al Wakiil
(6) . Sayyid Ahmad Al-Haasyimi, Mizaanu Al-Dzahabi fi Shinaa'ati Syi'ril 'Arabi Mathba'ah Al-Rahmaniyah, Mesir, hal, 4.
(7). Ustadz Al'Audli Al Wakiil

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments:

Leave a Reply