Bila
kita mau melihat lebih jauh tentang filosofis atau makna‘ Al Mudghoh’ yang di
sebutkan pada bahasan sebelumnya ((ألا إن في الجسد
مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله، وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب) [البخاري
ومسلم]). Hati sering digunakan
dengan maksud makna jiwa, dan hati yang bermakna liver. Untuk menggambarkan
betapa pentingnya menjaga hati yang bermakna jiwa manusia saya akan menguraikan
mudhgoh atau hati dalam hadis tersebut dengan makna liver. Ini analog
saja untuk memudahkan pemahaman pada tujuan dari pembahasan kita ini.
Mudghoh
atau hati letaknya di dalam tubuh manusia. Tubuh manusia membutuhkan perhatian
yang serius. Perlu kita ketahui bahwa penyakit-penyakit manusia bersumberkan
dari hati . baik dan tidaknya metabolism tubuh seseorang tergantung pada baik
dan tidaknya darah darah orang tersebut. Dan darah itu akan menjadi baik
dan tidak tergantung dua hal:
Pertama;
apa yang dimakan dan yang dan bagaimana cara memperoleh makanan itu. Apa yang
dimakan adalah harus sehat, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daging-dagingan
yang memperkuat stamina. Kemudian darimana yang kita makan atau bagaimana cara
mendapatkan makanan itu. Yang jelas makanannya harus halal, halal disini sudak
mencakup pengertian makanan itu diperoleh dengan cara yang benar.
Kedua
darah itu baik dan tidaknya adalah bersumber dari pencernaan. Pencernaan yang
berfungsi dengan baik akan membuat darah baik dan begitu juga sebaliknya; jika
pencernaannya tidak berfungsi dengan baik maka darah yang dihasilkannya juga
tidak baik.
Upaya
untuk membantu memperbaiki pencernaan biasa kita lakukan paling tidak
satu tahun sekali; yaitu puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan diantara manfaatnya
adalah membersihkan semua organ-organ manusia. Panasnya pencernaan orang-orang
yang berpuasa akan membakar hal-hal yang negative dalam pencernaan seperti
bachsil dan bakteri. Dan lain sebagainya. Dengan demikian pencernaan dapat kita
analogikan seperti bejana yang kita gunakan untuk memasakn segala sesuatu.
Kita
bayangkan seandainya bejana itu tidak pernah dicuci. Setalah kita gunakan untuk
memasak ikan laut, kita gunakan untuk memasak telur, terus demikian silih
beganti sehingga menimbulkan kerak pada bejana itu. Demikian pula pencernaan,
kerak-kerak, imbas daripada yang kita makan lambat atau cepat mempengaruhi
proses kerja perncernaan atas makanan yang kita konsumsi.
Sangat
jelas sekali bahwa pencernaan tidak bisa bekerja sendiri. Hasil proses
pencernaan dilimpahkan ke ginjal, pancreas sampai pada liver. Dari kerja sama
yang kompak menghasilkan beberapa hal, diantaranya darah putih, darah merah,
sperma, keringat, air kencing dan kotoran.
Dari
hasil kerja sama yang baik antara organ tubuh manusia tersebut akan
menghasilkan lima hal di atas yang baik pula. Bila akibat proses kerja
pencernaan yang kurang baik sehingga terjadi darah kotor dalam tubuh manusia,
maka sangat diperlukan sekali pembersih. Yang pertama untuk membersihkan
pencernaan yang menjadi sumber pengelola makanan dalam tubuh. Kedua
membersihkan apa yang telah di olah.
Tugas
liver adalah menjatah atau menyalurkan darah ke jantung, ke otak kecil. Apakah
tidak mungkin apabila darah atau kotoran akan mempengaruhi fisik otak manusia
serta sarafnya. Sehingga kurang mampu untuk berfikir baik, membuka wawasan, dan
pandangan yang jauh. Apalagi jelas kita tidak menginginkan pola fikir-pola
fikir yang kurang baik. Yang tidak menguntungkan bagi pribadi kita, baik dalam
urusan dunia dan maupun akhirat kita.
Dengan
hasil darah yang baik, sehat, akan sangat membantu dalam kecerdasan; dari
kecerdasan hati sampai kecrdasan akal. Sehingga menumbuhkan pola fikir
dan wawasan serta pandangan yan jernih. Bisa memilah mana yang
menguntungkan dalam dunia dan akhiratnya. Dan mana yang merugikan dalam kedua
hal tersebut.
Secara
fisik saja sangat memerlukan kesehatan dan kebersihan. Hati adalah bagian tubuh
manusia yang sangat berperan dalam memberikan atau dalam mensuport pola
fikir, wawasan dan pandangan manusia, karena hati adalah tempatnya iman dan
tempatnya nafsu. Lalu apa yang terjadi jika kita tidak mempunyai alat untuk
membersihkannya. Kita harus memberikan makanan hati serta pembersihnya seperti
ilmu ma’rifat dan lain sebagainya, yang terkait dengan keimanan serta
pertumbuhannya. Paling tidak kita bisa memilih mana yang di dorong oleh imannya
dan mana yang didorong oleh nafsunya.
Seperti
masalah pencernaah diatas bukan sesuatu hal yang mustahil bilamana kita
mendiamkan kotoran-kotoran hati maka akan mempengaruhi pola fikir yang pada
dasarnya akan merugikan diri sendiri. Oleh sebab itu peran Tariqah sangat
penting untuk kesehatan batiniah kita.
Sumber : habiblutfi.net
No comments: